Serenade Singkat

Terkadang ku ingin bersandar
Sejenak saja dipelukanmu
Meletakan serpihan rindu
Sebelum jiwaku memudar

Rasa ini melemahkan nalarku
Melelapkanku dari alam sadarku
Meruntuhkan semua logika
Menerjang semua batas kekuatanku

Dan ketika aku terbangun
Semua hanyalah mimpi nyata
Dalam sebuah serenade singkat
Yang harus aku nikmati…

Bulan Sabit

Bulan sabit merenung di balik mendung Hitam….

Gerimis mengeringi tangis dalam untaian senyum Dingin…

Sesah yang berdesah menari dalam jemari Biru…

Perlahan melukis di hamparan desau angin berhembus Lembut…

Kupahami resah dalam selimutmu yang sudah mulai gundah…

Di pesisir laramu terhempas ombak menitis air matamu…

Aku mulai membeku terkurung dalam pelarian rindumu…

 

Saat ku mulai meretas hari dalam tepian rindu…

Melintasi batas ruang tabir bawah sadarku…

Saat bayangmu hadir tertawa dan tersenyum…

Mendekapku dalam dingin yang mengurung laraku…

 

Dalam mimpi kau berlari mengoyak sunyi…

Menyanyikan lagu merenda luka abadi…

Setelah semua terbangun dan kusadari…

Bahwa kau tiada kan ada lagi…

Menghilang dalam sepi dan sunyi…

Terbang dalam kedamaian hidupmu bersamanya…

Aku Disini

Aku masih bisa memelukmu…

Dalam Sepimu…

Dalam Sakitmu…

Dalam Diammu…

Dalam Segala Keadaanmu…

Meski mungkin aku tak ada…

Tak ada dalam hatimu…

Tak ada dalam hidupmu…

Tak ada dalam cintamu…

Tak ada dalam ketidakberdayaanmu…

Meski nanti kau akan sadari…

Akulah yang memelukmu….

Akulah yang menjagamu…

Akulah yang disampingmu…

Akulah yang ada dalam kelemahanmu…

Mungkin saja saat kau bersandar…

Saat kau menangis dipelukku..

Saat kau takut dan tidur dipangkuanku…

Aku hanya seseorang di hidupmu..

Yang tak pernah kau tau…

Bahwa aku mencintaimu…

Bahwa aku mengharapkanmu…

Dan aku sangat menyayangimu…

Meski aku terlupa…

Meski aku terhina…

Meski aku tenggelam…

Ketahuilah bahwa…

Disetiap perihmu ada aku disampingmu…

Disetiap lukamu ada aku disismu…

Disetiap tangismu ada aku yang menyapu air matamu…

Masih banyak waktu…

Untuk kita slalu bersama…

Atau mungkin untuk saling meninggalkan

DALAM MALAM

Senja terbit disaat matahari mulai tenggelam…
Dan gelap menggeliat menyelimuti mentari yang terlelap…
Riuh Pesta kembang api merias kerinduan…
Hingga kota mulai remang dan serangga bernyanyi bersahutan…

Aku masih terjaga dan menunggu hujan…
Biar aku kini tak bisa sedikitpun merasakan…
Tentang apa yang pernah aku sebut perasaan…
Tentang kerinduan dan kebahagiaan…
Tentang Tangis dan kepedihan…

Biar aku membeku dalam kedinginanku…
Mencuil dan menikmati rasa tawar perasaan ini…
Dalam senyum dan ketegaran palsuku…
Mungkin nanti akan ada benih tertanam…
Disela kegelapan dan hiruk pikuk hariku…

Memang banyak yang terlewatkan…
Yang memang aku tak inginkan ikut hancur…
Cukup sudah dan jangan terjadi lagi…
Biar hujan malam ini melunturkan semua…
Masa – masa suram yang masih menemani…
Yang masih tak mau pergi meski waktu tlah berlalu…

Terbanglah Kasih

Ku temukanmu disaat kau jatuh…

Disaat kau merasa tak ada kehidupan lagi…

Saat kehampaan menyelimuti tidurmu…

Saat perih menghujam relung jiwamu…

Saat tangismu tlah mengering menguap terbawa angin…

Saat sayap – sayapmu tak mampu lagi untuk mengepak…

Kini kau tlah bisa terbang tinggi…

Meninggalkan semua masa kelam yang tlah kau lalui…

Kini senyumu bisa mengembang lagi..

Dengan untaian bunga – bunga yang menghiasi kebahagianmu..

Selamat terbang kasih…

Selamat berbahagia bersamanya…

Memang tlah tergariskan tempatku hanya disini…

Di kegelapan disaat aku dulu menemukanmu…

Semoga kau mendapatkan kesempurnaan cinta…

Yang tak pernah bisa kau dapat dariku…

Perkenankan aku simpan cinta dan kehidupanku…

Bersama kepakan sayapmu yang terbang di jauh sana…

Simpanlah bila kau mengijinkan…

Biarlah ketidakberdayaan ini menemaniku…

Biarlah ketidaksempurnaan ini menyelimutiku…

Andai Aku Bisa

Andai aku bisa…
Aku ingin mengambil hati ini…
Dan membuangnya ke jalan…
Biarkanlah jadi makanan anjing…
Atau hanya jadi bangkai jalanan…

Andai aku bisa…
Aku ingin tertawa bahagia…
Disaat kau tertawa bersamanya…
Biarlah hati ini mati…
Dan terkubur selamanya di peti mati hatimu…

Andai aku bisa…
Aku ingin juga bisa tertawa bersama orang lain…
Aku ingin juga bahagia bersama orang lain…
Tapi apalah arti hidup ini…
Jika kita tidak bisa bersama orang yang kita cintai…
Bukankah lebih baik sendiri….

Andai aku bisa…
Tapi aku tak bisa…
Aku tak bisa membohongi diriku sendiri…
Aku tak bisa memungkiri bahwa aku sakit hati…
Meski besarnya sakit ini tak mengurangi sedikitpun rasaku padamu..

Biarlah aku sendiri yang lelah…
Biarlah aku sendiri yang bernanah…
Biarlah aku yang pergi ke dunia abadi..
Mungkin disana aku menemukan cinta abadi jua…
Tak seperti disini yang penuh kebohongan…

Ibu, Aku Lelah…

Ibu…
Aku lelah…
Aku ingin terlelap di pangkuanmu Ibu…
Aku ingin kau membelai rambutku dan menyanyikan kidung untuku…
Aku hanya ingin kau tahu bahwa pelukanmu yang paling nyaman untuk tempat istirahatku…

Ibu…
Aku ringkih…
Aku tak bisa menjadi orang yang teduh sepertimu…
Aku tak bisa selalu sabar seperti yang kau ajarkan…
Aku tak bisa menjadi sekuat yang kau harapkan…

Ibu…
Aku tertatih…
Aku terseok seok di terjalnya perjalananku…
Aku kedinginan ibu…, dadaku sakit…
Kakiku kini bernanah ibu, tak seperti dulu…

Ibu…
Aku ingin tidur panjang…
Aku ingin menghilangkan semua penat ini Ibu…
Aku ingin tidur panjang di pelukanmu yang hangat…
Aku ingin tidur panjang dalam dekapanmu yang nyaman..

Ibu…
Maafkan aku ibu…
Bila aku terbangun nanti…
Aku berjanji akan membuatmu tersenyum…
Aku berjanji akan membuatmu bahagia…
Aku berjanji akan menyelesaikan perjalananku…

Bukan Orang Suci

Sudah terbiasa jika aku harus tercaci dan terhina…
Sudah terbiasa jika aku harus mengerti tanpa dimengerti…
Sudah terbiasa jika aku harus berselimut derai hujan…
Sudah terbiasa jika aku harus sakit sampai aku lupa bahwa aku hampir mati…

Aku memang bukan orang suci…
Aku hanya seorang lelaki hina dengan tubuh penuh luka…
Hingga lukaku membiru dan membusuk…
Aku hidup dalam hitam, dalam gelap…

Memang tak pantas aku mencitamu melampaui batas keadaanku…
Saat kehidupanku semakin berdebu berserakan di sepanjang jalan…
Dan mungkin orang yang paling ku cintai adalah orang pertama yg menginginkanku mati…
Saat aku terbangun dari mimpi yg tak pernah pasti…,
Aku masih bernafas…
Darahku masih mengalir…
Dan Tuhan masih menyayangiku untuk menikmati segala Ciptaan-Nya.

Di dalam sisi gelap aku mencoba menjamah cahaya kecil…
Dengan sisa-sisa nafas yang makin tersesak dan terserak…
Biarlah semua orang mencaci, membenci….
Bahkan muntah melihatku merangkak rangkak mencari cari diriku sendiri….

Ksatria Kecilku

Selepas malam dirundung temaram…
Di sela peluh dan penat yang menyelimuti tubuhku…
Saat angin malam membasuh wajah lusuhku…
Saat sinar rembulan menjadi saksi atas segala keresahanku…

Tersentak kalbu mengingat tawa lepas dari wajah mungilmu…
Tertetes riak air mataku mengenang canda tawa tingkah polosmu…
Seperti roh halus rindu merasuki tubuhku…
Dan kau lecutkan lagi butir – butir asa…
Kau malaikat kecil yang slalu menguatkan kala aku terhimpit kerasnya dunia…
Kau lenyapkan luka dan kesedihan menjadi senyum dan kebahagiaan…

Maafkan ayahmu nak…
Yang jauh pergi darimu mencari mimpi yang tak menentu…
Yang meninggalkanmu untuk segala sesuatu yang mungkin bisa membahagiakanmu…
Percayalah suatu saat nanti, Ayah akan slalu mendampingimu…
Do’akan ayah nak…
Semangati ayah nak…
Dengan semua hati tulusmu…

Tuhan akan slalu melindungimu…
Saat aku tak bisa sama sekali mendekapmu kala dingin menerpamu…
Jadilah ksatria yang menaklukan munafiknya jaman saat kau dewasa nanti…
Jadilah ksatria tanpa tedeng aling – aling kegermelapan duniawimu…
Jadilah ksatria sederhana yang menjadi penolong orang lemah disekitarmu…

Bangunlah semua hal yang kau impikan nak…
Dari tangan kecilmu, dari wajah mungilmu…
Suatu hari buatlah ayah bangga dengan karyamu…

Untukmu Sisa Hidupku

Seraut wajah di temaram senja…
Yang mengalirkan nafas dalam denting hidupku…
Menguatkan lagi jantungku yang hampir tak berfungsi…
Disaat aku menyadari bahwasanya aku sudah mati…
Disana aku menemukanmu untuk menyambung helai demi helai kehidupanku lagi…

Aku hanya raga tak berjiwa sebelum bersamamu…
Aku hanya serangga buta di kesunyian…
Mencari kehidupan di dinginya hati yang tlah membeku…
Meniti hari dengan langkah gontai di balik kehidupan palsuku…
Hingga saat Tuhan mengirimkanmu kehidupku…
Hingga saat Tuhan menghidupkanku lagi dengan dirimu….

Tanpamu aku bukanlah kehidupan…
Tanpamu aku bukanlah raga yang bernyawa..
Tanpamu aku hanyalah debu yang tenggelam di dasar samudera kehidupan….
Tanpamu aku hanyalah bulir air mata yang mencari tempat untuk menetes…

Aku sadar suatu nanti aku akan mati….
Dan abadi atas makna kematian itu….
Dan jika aku bisa memohon satu saja kepadamu…
Aku ingin di pelukanmu saat kematian itu menjemputku….
Agar aku damai…
Agar aku bisa menikmati akhir dari nafasku…

Untukmu sisa hidupku….